Kemenkes: Kematian Akibat DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat Dibanding 2023
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat temuan kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue atau DBD di Indonesia menunjukkan tren kenaikan dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi merinci pada periode Januari hingga awal Mei 2023, jumlah kasus kematian akibat DBD sebesar 227 kasus.
Sementara pada periode yang sama di 2024, temuan kematian DBD naik signifikan menjadi 641 kasus. Demikian bila dihitung, terjadi kenaikan hingga 182 persen atau 2,8 kali lipat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada periode yang sama di minggu 18 tahun 2023 jumlah kasus DBD sebanyak 29.822 kasus dengan kematian sebanyak 227 kematian," imbuhnya.
Nadia juga melaporkan lima Kabupaten/Kota dengan kasus kematian DBD tertinggi periode Januari hingga awal Mei 2024 adalah Kabupaten Bandung dengan 29 kematian, dan Kabupaten Klaten dengan 22 kematian.
Kemudian Kabupaten Jepara 21 kematian, Kabupaten Subang dengan 20 kematian, serta Kota Bekasi dengan 19 kasus kematian.
Selanjutnya, lima wilayah dengan temuan kasus DBD tertinggi yakni Kota Bandung dengan 3.468 kasus. Kabupaten Tangerang 2.540 kasus, lalu Kota Bogor dengan 1.942 kasus, Kabupaten Bandung Barat dengan 1.903 kasus, serta Kota Kendari dengan 1.659 kasus.
Melihat temuan kasus positif dan kematian akibat DBD di Indonesia, Nadia mengimbau agar pemerintah daerah setempat terus mengedukasi masyarakat soal program menguras, mengubur, menutup sumber air atau 3M.
Lebih lanjut, Nadia menyampaikan pasien DBD di Indonesia paling banyak didominasi anak-anak rentang usia lima hingga 14 tahun. Namun risiko tertular dan sakit DBD juga terjadi pada masyarakat usia dewasa.
Nadia menjelaskan, baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki risiko yang sama. Namun, orang dewasa memiliki risiko gejala berat yang lebih kecil.
"Risiko untuk tertular atau sakit DBD pada dewasa itu sama seperti anak-anak, tapi untuk menjadi gejala berat itu orang dewasa jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan anak-anak," ujarnya.
(khr/wiw)(责任编辑:知识)
- VIDEO: Melihat Museum Tank yang Lebih Tenar di YouTube
- Dolar Melemah Menyusul Kekhawatiran Tarif dan Perlambatan Ekonomi AS
- Kasus Hoax Sarumpaet Segera Disidangkan, Berapa Personel Polisi yang Akan Diturunkan?
- Pengadilan Negeri Vonis 5 Kurir Narkoba Jaringan Lapas 20 Tahun Kurungan
- Jokowi Beda Pendapat Soal Polemik Rancangan UU DKJ: Kalau Saya Pilih Langsung
- Jaksa Agung Penuhi Permintaan KPK: Baru Bisa Kirim 25 Jaksa
- Mei 2025, BPS Catat Sumatra Utara Inflasi 1,11 Persen
- MA Setuju, Sidang Habib Bahar Digelar di Bandung
- Nah Lho! AI Kebanggan Tiongkok Dituding Jiplak Gemini Google
- Jadwal Direct Train Jakarta
- Anak Buah Anies Tegas Larang Warga Salat Id di Masjid
- Benarkah Hujan Bikin Mood Turun?
- Megawati Melongo Dengar Isu Rencana Prabowo
- KAI Respons Temuan BPK soal Penggunaan PMN Rp917 Miliar yang Tak Sesuai
- Ratusan Pekerja Bakal Terima Kartu Pekerja, Kapan?
- Mei 2025, BPS Catat Sumatra Utara Inflasi 1,11 Persen
- 6 Etika Buruk Penumpang Saat di Pesawat, Jangan Ditiru Ya!
- BEI Keluarkan Peringatan atas Saham BAJA dan BCIP, Ada Apa?
- Pendaftaran Capres
- Empat Terdakwa Pembunuhan Brigadir Yosua Ajukan Banding